Selasa, 13 Desember 2011

Daan Zerro: contoh judul skripsi pendidikan

Daan Zerro: contoh judul skripsi pendidikan: CONTOH JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa p...
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI ( SPI )  dan UPAYA PEMECAHANNYA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry. inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam "melakukan" Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi .
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.

  1. Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan di atas antara lain:
  1. Bagaimanakah pengertian SPI ?
  2. Bagaimanakah karakteristik SPI ?
  3. Bagaimanakan prinsip-prinsip dalam penerapan SPI ?
  4. Bagaimanakah langkah-langkah menerapkan SPI ?
  5. Apa saja keunggulan dan kelemahan SPI ?
  6. Apa saja model yang digunakan dalam SPI ?

  1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain:
  1. Mengetahui pengertian SPI
  2. Mengetahui bagaimana karakteristik SPI      
  3. Mengetahui bagaimana prinsip-prnsip penggunaan SPI        
  4. Mengetahui  bagaimana langkah-langkah SPI           
  5. Mengetahui keunggulan dan kelemahan SPI 
  6. Mengetahui model yang digunakan SPI        





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian SPI

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri.

B. Tujuan dan Alasan Penggunaan SPI

1. Tujuan SPI
Tujuan utama SPI adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapat jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Tujuan SPI secara terperinci adalah sebagai berikut:
  1. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
  2. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
  3. Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
  4. Memberikan pengalaman belajar seumur hidup.

2. Alasan penggunaan SPI
Adapun alasan yang digunakan oleh guru dalam penerapan SPI adalah sebagai berikut:
  1. Pengetahuan dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
  2. Informasi yang diperoleh siswa akan lebih baik apabila diikuti dengan buktu-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa.

C. Karakteristik SPI

Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik strategi pembelajaran inkuiri:
  1. Menekankan pada aktvfitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai objek didik.
  2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakansehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief)
  3. Tujuan dari SPI adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.


D. Prinsip-prinsip Penggunaan SPI

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam penggunaan SPI adalah:
1. Berorientasi pada perkembangan intelektual
Tujuan dari SPI adalah perkembangan berpikir, dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, criteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan SPI bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu (yang dapat ditemukan)
2. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan interaksi antar siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai pengajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bias mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3. Prinsip bertanya
Peran guru dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, guru perlu menguasai berbagai jenis dan teknik bertanya. Apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, untuk melacak, untuk mengembangkan kemampuan atau untuk menguji.
4. Prinsip bertanya untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta akan tetapi belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Anak dituntut untuk belajar berpikir logis dan rasional dengan memasukan unsure-unsur yang mempengaruhi emosi yaitu unsure estetika melalui pross belajar yang menyenangkan.
5. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah proses mencoba berbagai kemungkinan, segala sesuatu mungkin bisa terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

E. Langkah-langkah SPI

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran yaitu guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
  1. Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
  2. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
  3. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu masalah atau persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji karena masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya pengembangan mental melalui proses berpikir.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
  1. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Seorang guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari.
  2. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti, artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban yang sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan menemukan jawabannya dengan pasti.
  3. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3. merumuskan hipotesis
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir siswa dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau menduga-duga (berhipotesis) dari suatu masalah. Untuk mengembangkan kemampuan menebak pada diri anak, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis). Perkiraan sebagian hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh yang bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Selain memerlukan motivasi yang kuat dalam proses ini juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir. Tugas dan peran guru yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan, penggunaan SPI terkadang macet apabila siswa tidak apresiatif (ketidakgairahan dalam belajar).
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan, menguji hipotesis berarti juga mengembangkan kemampuan berpikir rasional yaitu kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

F. Keunggulan dan Kelemahan SPI

1. Keunggulan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
  1. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
  2. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  3. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  4. SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah didalam belajar.
2. Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan diantaranya:
  1. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
  3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

G. Model  Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Guide Inquiry
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cuku luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru , siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKS. Oleh sebab itu LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan.
2. Modified Inquiry
Model pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Disamping itu, guru merupakan nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah.
3. Free Inquiry
Pada model ini siswa harus mengidentifikasikan dan merumuskan macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri ini lebih bebas dari pada kedua jenis inkuiri sebelumnya.
4. Inquiry role Approach
Model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat orang untuk memcahkan masalah yang diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan yang berbeda, yaitu sebagai koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses.
5. Invitation Into Inquiry
Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara-cara yang lain ditempuh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan berikut:Merancang eksperimen, Merumuskan hipotesis , Menentukan sebab akibat,  menginterpretasikan data,  Membuat grafik, Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan peneitian, mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau diperkecil.
6. Pictorial Riddle
Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar , Gambar peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif para siswa. Biasanya, suatu riddle berupa gambar dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu.
7. Synectics Lesson
Pada jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8. Value Clarification
Pada model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri, secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu:
  1. Merumuskan masalah
  2. Mengajukan hipotesis
  3. Mengumpulkan data
  4. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
  5. Membuat kesimpulan
Peranan Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas adalah sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia juga harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.

B. Saran

Dalam menerapkan suatu strategi dalam proses pembelajaran, sebaiknya dipilih dengan tepat. Dengan demikian akan didapat hasil yang baik dan maksimal. Salah satu strategi yang bisa dipakai adalah SPI. Strategi ini efektif digunakan untuk mata pelajaran SAINS.



DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Trianto, S.Pd., M.Pd. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

contoh judul skripsi pendidikan

CONTOH JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.

Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan ketrampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia.

Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan tugas akhir dengan riset untuk jenjang Undergraduate (S1), Postgraduate (s2), PhD dengan riset (S3) dan disertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil baik undergrduate (sarjana S1) ataupun postgraduate (pascasarjana). Sedangkan di Indonesia Skripsi untuk jenjang S1, Tesis untuk jenjang (S2) dan Disertasi untuk jenjang (S3).

Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswakuliah. Kedua pembimbing tersebut disebut dengan istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II.

Proses penulisan skripsi ditentukan oleh setiap perguruan tinggi, penulisan skripsi pada umumnya tidak jauh berbeda dengan perguruan tinggi yang lainnya. Proses dari penyusun skripsi adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan judul skripsi
2. Pengajuan proposal skripsi
3. Seminar proposal skripsi
3. Penelitian, setelah penulisan dianggap sempurna oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, mahasiswa diuji hasil tulisan dari penelitian karya ilmiahnya tersebut.

Karakteristik skripsi :
1. Merupakan karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah.
2. Merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori atau hasil-hasil penelitian yang relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya.
CONTOH JUDUL SKRIPSI DAN THESIS PENDIDIKAN

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah Sltp Di Samarinda
2. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Pembelajaran Di Sd Syuhada Yogya
3. Pengaruh Aktivitas Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Sltpn Kab. Banjar Kalsel
4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Supervisi Dan Partisipasi Komite Sekolah Kinerja Sekolah –
5. Pengaruh Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Persepsi Guru, Motivasi Berprestasi Dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Sd (Sk : Di Kec. Sleman Kab. Sleman Diy)
6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Etos Kerja Guru Menurut Persepsi Guru Sltpn Kab. Gunung Kidul
7. Pengaruh Pengalaman Guru, Motivasi Guru Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sd Di Tenggarong Kab. Kutai Kertanegara Kaltim
8. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan Serta Pelatihan Dan Pengembangan Ketenagakerjaan Terhadap Produktivitas Kerja Pengelolaan Pkbm
9. Kompetensi Guru Ips Sltp Dalam Pembelajaran Di Kab. Banjar
10. Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Sltpn Di Kota Samarinda
11. Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat Terhadap Pengalaman Nilai-Nilai Islami Bagi Siswa Mtsn Model Samarindaa
12. Pluralisme Agama, Pasca Modernisme Dan Pendidikan Agama Di Indonesia (Telaah Buku Teks Pendidikan Agama Islam Smu)
13. Pendidikan Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Keluarga Ibu Bekerja Di Kota Samarinda
14. Sistem Pendidikan Nilai Agama Dalam Proses Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Wakhid Hasyim Gaten Sleman Yk (Tinjauan Tentang Guru Dalam Interaksi Edukatif)
15. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum (Tinjauan Kasus Pgsd Ikip Negeri Gorongtalo)
16. Persepsi Suku Bajali Terhadap Pendidikan Dan Tata Nilai Dalam Perubahan Sosial Budaya Di Desa Rampa Kab. Kotabaru Kalsel
17. Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Buku Teks Bidang Studi Ips Dan Dampaknya Terhadap Siswa Sltpn Di Samarinda
18. Nasionalisme Dalam Pembelajaran Ips Sejarah Di Smu 8 Yogyakarta
19. Pembelajaran Sejarah Dan Pengembangan Nilai Nasionalisme Siswa Smun I PelaihariKab. Tanah Laut Kalsel
20. Penginkatan Kualitas Pembelajaran Ips Dengan Model Kooperatif Di Sltpn I Alas Sumbawa Nutt
21. Kemampuan Memahami Unsur Serapan Bahasa Asing Siswa Kelas Ii Smun Di Kab. Kulon Progo Diy
22. Evaluasi Pelaksanaan Program Karang Taruna Dalam Pembinaan Remaja Di Kab. Badung Bali
23. Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Ips Di Madrasah Tsanawiyah Se-Kabupaten Brebes Prpo. Jateng
24. Faktor-Faktor Determinan Kompetensi Akuntansi Siswa Pendidikan Kursus Akuntansi Di Diy
25. Perilaku Kewiraswastaan Siswa Pada Sltp/Mts Di Kota Banjarbaru
26. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kud Tuntung Padang Di Barito Kuala
27. Kemampuan Siswa Memahami Konsep-Konsep Ekonomi Di Smun Kota Banda Aceh
28. Nilai-Nilai Upacara Baayun Anak Di Desa Banua Halat Kab. Tapin Kalsel
29. Perilaku Wanita Dalam Cerita Rakyat Di Lombok
30. Diversifikasi Mata Pencaharian Rumah Tangga Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Di Banuhampu Sei Puar Kab. Agam Sumbar
31. Kualitas Pelayanan Pendidikan Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Fp-Ips Ikip Negeri Singaraja Bali
32. Evaluasi Pelaksanaan Program Sltp Terbuka Di Kab. Hulu Utara
33. Sikap Demokratis Siswa Smu Di Yogyakarta
34. Penanaman Nilai Estettik : Pendidikan Seni Rupa Sd Simpang Baru Dan Karang Bukong Kotamadya Semarang
35. Perbedaan Ketrampilan Berbahasa Indonesia Produktif Diantara Guru-Guru Sd Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
36. Koordinasi Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun Di Jabar (Sk : Dati Ii Kab. Bandung Tentang Koordinasi Antar Instansi Terkait)
37. Evaluasi Iklim Akademik Di Smu Muhammadiyah Gombong Kab. Kebumen
38. Keefektifan Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika Dan Sejarah Tingkat Smu Di Kab. Tegal
39. Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis Di Kelas Ii Sdn Ngaglik Sardonoharjo Dengan Menggunakan Pendekatan Proses Dan Media Gambar
40. Kemampuan Guru Sltpn Dalam Mengevaluasi Hasil Belajar Di Kab. Tapin Kalsel
41. Akulturasi Untuk Kebudayaan Siswa Sltpn Ii Banjarmasin Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin Kalsel
42. Analisa Kebutuhan Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pembantu Rumah Tangga (Prt) (Sk : Di Kelurahan Baciro Yk)
43. Evaluasi Sistem Seleksi Masuk Iain Suka Yogyakarta
44. Penggunaan Buku Paket Stm Jurusan Bangunan Program Studi Bangunan Gedung
45. Partisipasi Dunia Industri Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (Psg) Untuk Siswa Smk Kelompok Pariwisata Di Diy
46. Budaya Sekolah Di Sltpn I Banjarmasin Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin
47. Kesiapan Kerja Siswa Smkn I Marahaban Kab. Barito Kuala
48. Efektivitas Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Matematika Tingkat Sltp Di Kab. Barito Kuala
49. Efektivitas Diklat Struktural Adum Di Era Otonomi Daerah Dinas Pendidikan Prop. Kalsel
50. Persepsi Efektivitas Diklat Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi Mengajar Ipa Biologi Sltpn Di Kota Banjarmasin
51. Sikap Kewirausahaan Siswa Bidang Keahlian Tata Busana Di Smkn 6 Yk
52. Pola Menu Makanan Keluarga (Studi Di Daerah Pedesaan Penerima Dana Idt Kab. Dati Ii Gunung Kidul)
53. Nilai Kerja Karyawan Antara Lulusan Stm Dan Sma Pada Industri Susu Di Yogyakarta
54. Kinerja Karyawan Pada Unit Pelaksana Teknis Kebudayaan Daerah Kalsel
55. Tingkat Aspirasi Pendidikan Suku Bajo Dan Faktor-Faktor Determinannya (Sk : Masyarakat Suku Bajo Di Kab. Buton Sultra)
56. Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Primagama Di Diy
57. Efektivitas Penyelenggaraan Ebta Sltpn Di Kota Banjarmasin
58. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di Smun I Tenggarong
59. Optimalisasi Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Menyongsong Manajemen Berbasis Sekolah Di Kota Banjarmasin (Sk : Sltpn 6 Dan Sltp Sabilal Muhtadin Banjarmasin)
60. Manajemen Pembelajaran Kerajinan Tangan Dan Kesenian Melalui Penelitian Tindakan Kelas Di Sltpn 2 Sungai Tabuk Kab. Banjar
61. Implementasi Kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Di Kab. Dati Ii Ende (Sk : Kab. Dati Ii Ende)
62. Studi Banding Impelementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda Antara Smkn Dan Smk Swasta
63. Pengaruh Aksesbilitas Dan Sosial Ekonomi Terhadap Transisi Pendidikan Sd Sltp Di Kec. Ngarsoyoso Dan Persebaran Gedung Sltp Di Kab. Karanganyar
64. Analisa Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Dosen Pada ”Iak” DepkesriProp Jateng
65. Hubungan Karakteristik Dosen Dengan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar Di Akper Pemerintah Kab. Sumedang Th 2002
66. Analisis Ekspektasi Dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Mutu Pendidikan Di Akademi Farmasi Depkes Kupang
67. Persepsi Guru Terhadap Kualitas Penyuluhan Kesehatan Oleh Petugas Puskesma Bagi Murid Sd Di Kec Depok Sleman Diy
68. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru-Guru Di Sltpn Kab. Sragen
69. Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Sdn Melalui Optimalisasi Kinerja Fungsi-Fungsi Baku Di Kab. Rembang
70. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Smun 5 Yogyakarta
71. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Smkn 2 Wonosari
72. Strategi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sdn Rondo Kuning Ii Kec. Kraksaan Kab. Probolinggo
73. Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan Di Smk Murni 5 Surakarta
74. Kesiapan Atk Dalam Meningkatkan Jumlah Lulusan Ahli Madya Jurusan Teknologi Pengolahan Kulit
75. Strategi Program Sd Dalam Rangka Peningkatan Sdn Baleharjo Ii Kec. Pacitan Kab. Dati Ii Pacitan
76. Upaya Meningkatkan Tipe B Ke Tipe A Dengan Penambahan Daya Tampung Pada Sltp I Bangil
77. Analisa Swot Dalam Rangka Meningkatkan Kuantitas Dan Kualitas Mahasiswa Fkip Usd Yogyakarta
78. Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Dengan Membuka Program Studi Baru Di Stpmd Apmd Yogyakarta
79. Kesiapan Smun Sumberejo Bojonegoro Dalam Meningkatkan Mutu Kelulusan Program Kelulusan Program Ipb, Ipa, Sips
80. Analisis Kesiapan Ikip Pgri Tuban Dalam Meningkatkan Jumlah Lulusan
81. Analisis Upaya Pemasaran ”Sti Syariah” Yogyakarta Dalam Rangka Peningkatan Jumlah Mahasiswa Baru Tahun 2001
82. Upaya Optimalisasi Fungsi-Fungsi Baku Guna Meningkatkan Kualitas Lulusan Sd Kaliurang I
83. Mengoptimalkan Jumlah Sltp Terbuka Di Jatim (Sebuah Tinjauan Tentang Proyek Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Th)
84. Evaluasi Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Th Di Depdikbud Kab. Pacitan
85. Pengetahuan Dasar, Kemampuan Kebahasaan Dan Kompentensi Membaca Dan Menulis Bahasa Arab Pada Siswa Mtsn Salatiga
86. Meningkatkan Jumlah Murid Sltp Majapahit I Jetis Kab. Mojokerto
87. Strategi Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo Th 2002- 2005
88. Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Produktivitas Kerja Karyawan Administra
89. Upaya Peningkatan Ipk Mahasiswa Stt Berita Kitab Wahyu Internasional Dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan Tenaga Rohaniawan
90. Strategi Peningkatan Kuantitas Lulusan Mahasiswa Stt Berita Kitab Wahyu Internasional
91. Strategi Bersaing Primagama Di Tengah Industri Jasa Bimbingan Belajar (Sk : Primagama Surabaya)
92. Pengelolaan Unit Produksi Di Smkn Prop. Diy
93. Rekonstruksi Konsep Dasar Ilmu Upaya Mengintegrasikan Ilmu Dalam Pendidikan Islam (Suatu Telaah Epistimologi)
94. Epistimologi Hukum Islam Muhammad Abduh
95. Nilai-Nilai Islam Dalam Tradisi Gadai Pada Masyarakat Banjar Di Kotamadya Banjarmasin
96. Evaluasi Pendidikan Wirausaha Di Smk Ti Kodya Semarang
97. Upaya Meningkatkan Keefektifan Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Kreativitas Guru Dalam Merancang Tugas-Tuggs Komunikatif Di Smu 2 Wonosari
98. Evaluasi Perencanaan Pengajaran Pendidikan Moral Pancasila Di Smu
99. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompetensi Mengajar Dosen Poltek Usu Medan
100. Variasi Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Pendidikan Anak Di Distrik Fak-Fak Prop Irian Jaya
101. Kontribusi Pembinaan Mental Terhadap Kesadaran Moral Narapidana Di LpWirogunan Yogyakarta
102. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kantor Pemda Kab. Dompu Ntb
103. Sistem Pengeloaan Program Tata Rias Di Aks “Akk” Yk
104. Profesionalisme Guru Dalam Proses Pembelajaran Bidang Studi Ips Di Sdn Inti Bantul Timur, Trirenggo Kab. Bantul
105. Studi Penelusuran Lulusan Smk I Sedayu Bantul
106. Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Di Sman I Depok, Sman I Gamping Dan Sman I Cangkringan Kab. Sleman Pasca Otonomi Daerah
107. Pengorganisasian Tugas Di Smpn I Yk
108. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Jawa Melalui Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Intelektual
109. Impelementasi Pengawasan Sekolah Dalam Rankga School Based Management Di Era Otonomi Daerah Di Kota Surabaya
110. Pengelolaan Siswa Nakal Di Smpn 4 Tempel Kab. Sleman
111. Peran Tuan Guru Dalam Pembangunan Masyarakat Desa
112. Analisis Kebutuhan Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pembantu Rumah Tangga (Sk : Di Kel. Baciro Dan Kel. Klitren, Kotamadya Yk)
113. Kinerja Dosen Ditinjau Dari Segi Pembinaan Sdm Di Akper Depkes Ternate
114. Upaya Meningkatkan Ipk Kelulusan Upn ”Veteran” Yk Dalam Menghadapi Periode Lima Tahun Mendatang
115. Strategi Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Ump Tahun 2002-2005
116. Upaya Peningkatan Nem Siswa Smun 7 Yk
117. Upaya Optimalisasi Fungsi-Fungsi Baku Guna Meningkatkan Kualitas Lulusan Sd Kaliurang
118. Pengelolaan Layanan Madrasah Aliyah Ali Maksum Bantul Dalam Perspektif Total Quality Management (Tqm) (Tinjauan Terhadap Pelanggan Internal)
119. Kultur Sekolah Dan Kinerja Siswa Di Man Iii Yogyakarta
120. Evaluasi Pelaksanaan Program Kelompok Berlatih Olahraga Di Skb Pelaihari Kalsel
121. Evaluasi Pelaksanaan Program Paket C Di Kab. Karanganyar Prop. Jateng
122. Implementasi Konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Di Sman 8 Yogyakarta
123. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Pembelajaran Di Sd Syuhada Yogyakarta
124. Optimalisasi Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sman I Gerung Lombok Barat
125. Manajemen Pengangkatan Kepala Sman Di Kab. Bantul
126. Manajemen Pendidikan Kooperatif Model Jigsaw Di Smp Full Day School
127. Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2000 Pada Unit Pendidikan Sekolah Akademi Teknik Mesin Industri (Atmi) Surakarta
128. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Belajar Siswa Di Sman I Yogyakarta
129. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan Di Sma Kota Pekanbatu
130. Upaya Peningkatan Kompetensi Menulis Wacana Eksposisi Dan Argumentasi Siswa Kelas Ii Sltpn I Pleret Dengan Metode Pembelajaran Kontekstual
131. Evaluasi Program Kelompok Berlatih Olahraga (Kbo) Di Skb Aceh Besar Nad
132. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Siswa Kelas Ii Smkm Bidang Keahlian Bisnis Manajemen Kota Yk
133. Pengaruh Aktivitas Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Sltpn Kab. Banjar Kalsel
134. The Life And Death Of The Female Character In The First Three Of Pramoedya Ananta Toer’s Buru Tetralogy : This Earth Of Mankind, Child Of All Nation, And Foot Steps
135. Program Latihan Kebugaran Jalan Kaki Dan Aerobic Dance Untuk Meningkatkan Kebugaran Kelompok Manula

merawat baterai leptop

Merawat Baterai Laptop..
Hampir semua notebook saat ini menggunakan rechargeable Lithium ion (Li-Ion) baterai. Lithium Ion memberikan banyak manfaat dibanding baterai Hidrida Nickel-Metal sebelumnya (NiMH) atau Nickel Cadmium (NiCd) di eranya. Termasuk berat yang lebih enteng, kinerja yang lebih baik, dan kekebalan yang disebut sebagai “memori efek”.
Diluar dari manfaat ini, Anda juga dapat memaksimalkan umur baterai Anda dengan mengikuti tips-tips berikut:
1.     Baterai baru harus diisi sampai penuh sebelum digunakan.Agar baterai Anda berumur panjang atau bisa digunakan dalam waktu yang lama, harap mengisi baterai sampai penuh sebelum Anda menggunakannya. Penting untuk diingat juga, untuk 3 siklus pengisian pertama, selalu mengisi baterai sampai penuh sebelum dipakai dan kosong sepenuhnya sebelum kembali mengisi ulang.
2.     Kalibrasi baterai selama beberapa bulan.
Hampir semua baterai notebook diciptakan dengan mikroprosesor internal, yang memberikan perkiraan kondisi baterai seperti  berapa kali diisi dan tidak diisi, kapasitas muatan penuh dan berapa kali siklus pengisian. Kapasitas pengisian penuh ini akan menjadi sedikit tidak akurat setelah beberapa bulan dan 
kalibrasi dapat membantu memulihkan kinerja baterai. 
Beberapa notebook menyediakan alat pengukuran di aplikasi BIOS atau Windows. Jika notebook Anda menyediakan satu dari dua pilihan tersebut, Anda bisa mengikuti 3 langkah berikut untuk pengukuran:
·         Sambungkan pusat listrik ke adaptor notebook Anda pengisian penuh baterai Anda.
·         Ketika baterai sudah penuh, lepaskan adaptor dan gunakan notebook dengan tenaga baterai saja. Non-aktifkan/disable semua warning option untuk baterai diPower Options properties seperti Shut Down, Stand-by on Hibernation. Nah, ketika  baterai hanya 3%, tutup semua aplikasi dan biarkan notebook mati dengan sendirinya.
·         Sambungkan pusat listrik ke adaptor Anda lagi dan isi ulang kembali baterai Anda sampai penuh. Baterai Anda telah dikeringkan untuk kalibrasi.
3.     Gunakan Baterai dalam kondisi layak
Secara umum, baterai itu dapat bekerja secara optimal dalam suhu ruangan 68°F (20°C) namun suhu ruangan antara 32° sampai 95° F (0-35° C) juga akan membuat baterai dapat bekerja dengan baik juga. Jika Anda menggunakan notebook dengan tenaga baterai di suhu ruangan yang terlalu panas atau dingin, bisa menurunkan kualitasnya. Hal itu juga memberikan pengaruh negatif untuk jangka hidup baterai Anda.
4.     Simpan Baterai Anda dalam keadaan baik jika tidak digunakan
Jika Anda tidak berencana untuk menggunakan notebook selama satu bulan atau lebih, kami merekomendasikan baterai disimpan secara terpisah di tempat yang bersih kering dan sejuk. Harap juga memastikan bahwa baterai memiliki sekitar 70% muatan yang tersisa. Selama penyimpanan baterai akan melakukan self-discharge lambat, jadi kami tidak menyarankan menyimpannya untuk waktu yang sangat lama (3 bulan atau lebih), karena dapat mempengaruhi kualitas baterai itu sendiri.
Informasi Lain:
·         Kapasitas Lebih pada Baterai atau Baterai cadangan
Beberapa notebook ketika Anda membelinya juga menawarkan pilihan kapasitas lebih tinggi yang biasanya ditawarkan dengan harga terpisah. Anda dapat mengambil keuntungan untuk penawaran itu untuk saat-saat Anda tidak berada di depat power supply.
·         Mengganti Baterai
Sebuah baterai yang sudah dirawat dengan baik dan benar seharusnya dapat bekerja secara optimal sampai 300 kali siklus full charge dan discharge. Anda dapat membeli baterai pengganti ketika baterai original Anda tidak lagi bekerja dengan baik. Ciri-ciri nya adalah daya baterai tidak tahan lama meski sudah dilakukan 
kalibrasi.
·         Battery recycling
Tolong jangan buang baterai notebook lama Anda di tong sampah karena dapat mencemari lingkungan. Baterai didaur ulang atau harus dikumpulkan untuk pembuangan yang aman melalui program lokal atau komersial dikota Anda.
No related posts.