STRATEGI
PEMBELAJARAN INKUIRI ( SPI ) dan UPAYA PEMECAHANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang
sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah
metode inquiry. inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha
manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa
ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan
keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk
memuaskan rasa ingin tahu.
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa
akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih
tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam
"melakukan" Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan
tulang punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami
konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa.
Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah
tersebut.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu
disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa
masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah
menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi .
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan
meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan,
mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan
penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan
percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
mengkomunikasikan hasilnya. Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu
pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan
inkuiri oleh siswa.
- Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan
di atas antara lain:
- Bagaimanakah
pengertian SPI ?
- Bagaimanakah
karakteristik SPI ?
- Bagaimanakan
prinsip-prinsip dalam penerapan SPI ?
- Bagaimanakah
langkah-langkah menerapkan SPI ?
- Apa
saja keunggulan dan kelemahan SPI ?
- Apa
saja model yang digunakan dalam SPI ?
- Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain:
- Mengetahui
pengertian SPI
- Mengetahui
bagaimana karakteristik SPI
- Mengetahui
bagaimana prinsip-prnsip penggunaan
SPI
- Mengetahui
bagaimana langkah-langkah
SPI
- Mengetahui
keunggulan dan kelemahan SPI
- Mengetahui
model yang digunakan SPI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian SPI
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses
perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal
akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya. Berbagai topik dalam setiap mata
pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri.
B. Tujuan dan Alasan Penggunaan SPI
1. Tujuan SPI
Tujuan utama SPI adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapat jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Tujuan SPI secara terperinci adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan
keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
- Mengurangi
ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
- Melatih
siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang
tidak ada habisnya.
- Memberikan
pengalaman belajar seumur hidup.
2. Alasan penggunaan SPI
Adapun alasan yang digunakan oleh guru dalam penerapan SPI
adalah sebagai berikut:
- Pengetahuan
dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
- Informasi
yang diperoleh siswa akan lebih baik apabila diikuti dengan buktu-bukti
atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa.
C. Karakteristik SPI
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik strategi
pembelajaran inkuiri:
- Menekankan
pada aktvfitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya
strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai objek didik.
- Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakansehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief)
- Tujuan
dari SPI adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis
dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.
D. Prinsip-prinsip Penggunaan SPI
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam
penggunaan SPI adalah:
1. Berorientasi pada perkembangan intelektual
Tujuan dari SPI adalah perkembangan berpikir, dengan
demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Karena itu, criteria keberhasilan dari proses
pembelajaran dengan menggunakan SPI bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas
mencari dan menemukan sesuatu (yang dapat ditemukan)
2. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan interaksi
antar siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai pengajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa
bias mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3. Prinsip bertanya
Peran guru dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai
penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, guru perlu menguasai berbagai
jenis dan teknik bertanya. Apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta
perhatian siswa, untuk melacak, untuk mengembangkan kemampuan atau untuk
menguji.
4. Prinsip bertanya untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta akan tetapi
belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan seluruh otak.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
Anak dituntut untuk belajar berpikir logis dan rasional dengan memasukan
unsure-unsur yang mempengaruhi emosi yaitu unsure estetika melalui pross
belajar yang menyenangkan.
5. Prinsip keterbukaan
Belajar adalah proses mencoba berbagai kemungkinan, segala
sesuatu mungkin bisa terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
E. Langkah-langkah SPI
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat
memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran yaitu guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan
orientasi adalah:
- Menjelaskan
topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
- Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan.
- Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu masalah atau persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki
dalam rumusan masalah yang ingin dikaji karena masalah itu tentu ada jawabannya
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya pengembangan mental melalui proses berpikir.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan
masalah diantaranya:
- Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi
belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang
hendak dikaji. Seorang guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari.
- Masalah
yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya
pasti, artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah
yang menurut guru jawaban yang sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari
dan menemukan jawabannya dengan pasti.
- Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa artinya
sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu
yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang
konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3. merumuskan hipotesis
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji dan perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir siswa dimulai
dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau menduga-duga (berhipotesis)
dari suatu masalah. Untuk mengembangkan kemampuan menebak pada diri anak, guru
dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan
jawaban sementara (hipotesis). Perkiraan sebagian hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh yang bersifat
rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menyaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Mengumpulkan data merupakan
proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Selain memerlukan
motivasi yang kuat dalam proses ini juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikir. Tugas dan peran guru yaitu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan, penggunaan SPI terkadang macet apabila siswa tidak apresiatif
(ketidakgairahan dalam belajar).
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan, menguji hipotesis berarti
juga mengembangkan kemampuan berpikir rasional yaitu kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
F. Keunggulan dan Kelemahan SPI
1. Keunggulan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan
oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
- SPI
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
- SPI
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
- SPI
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
- SPI
dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata,
artinya siswa yang memiliki kemampuan baik tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah didalam belajar.
2. Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan
diantaranya:
- Jika
SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Kadang-kadang
dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
- Selama
kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
G. Model Strategi Pembelajaran Inkuiri
1. Guide Inquiry
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model
pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau
petunjuk cuku luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru ,
siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam
melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa
yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang
sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh
sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi
siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada
tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang
disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan
langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKS.
Oleh sebab itu LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa dalam melakukan
percobaan dan menarik kesimpulan.
2. Modified Inquiry
Model pembelajaran inkuiri ini memiliki ciri yaitu guru
hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau
prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Disamping itu, guru merupakan
nara sumber yang tugasnya hanya memberikan bantuan yang diperlukan untuk
menghindari kegagalan dalam memecahkan masalah.
3. Free Inquiry
Pada model ini siswa harus mengidentifikasikan dan
merumuskan macam problema yang dipelajari dan dipecahkan. Jenis model inkuiri
ini lebih bebas dari pada kedua jenis inkuiri sebelumnya.
4. Inquiry role Approach
Model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan
siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat orang untuk memcahkan
masalah yang diberikan. Masing-masing anggota memegang peranan yang berbeda,
yaitu sebagai koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator
proses.
5. Invitation Into Inquiry
Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses
pemecahan masalah dengan cara-cara yang lain ditempuh para ilmuwan. Suatu
undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui
pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa
untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan
berikut:Merancang eksperimen, Merumuskan hipotesis , Menentukan sebab
akibat, menginterpretasikan data, Membuat grafik, Menentukan
peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan peneitian, mengenal bagaimana
kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau diperkecil.
6. Pictorial Riddle
Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar
, Gambar peragaan, atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan
cara berpikir kritis dan kreatif para siswa. Biasanya, suatu riddle berupa
gambar dipapan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi,
kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu.
7. Synectics Lesson
Pada jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat
berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan
mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat
membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat
menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8. Value Clarification
Pada model pembelajaran inkuiri jenis ini siswa lebih
difokuskan pada pemberian kejelasan tentang suatu tata aturan atau nilai-nilai
pada suatu proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses
perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal
akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang harus dipahaminya. Berbagai topik dalam setiap mata
pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri, secara umum proses inkuiri
dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu:
- Merumuskan
masalah
- Mengajukan
hipotesis
- Mengumpulkan
data
- Menguji
hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
- Membuat
kesimpulan
Peranan Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas
adalah sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia juga
harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi
kemudahan bagi kerja kelompok.
B. Saran
Dalam menerapkan suatu strategi dalam proses pembelajaran,
sebaiknya dipilih dengan tepat. Dengan demikian akan didapat hasil yang baik
dan maksimal. Salah satu strategi yang bisa dipakai adalah SPI. Strategi ini
efektif digunakan untuk mata pelajaran SAINS.
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Trianto, S.Pd., M.Pd. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka